Khalimatus Sadiyah, Atlet Asal Mojokerto yang Sukses Buat Sejarah Baru Indonesia

Khalimatus Sadiyah, atlet badminton mojokerto

Khalimatus Sadiyah, atlet badminton mojokerto
Khalimatus Sadiyah bersama mantan Ketua KONI Kabupaten Mojokerto, Firman Efendi saat diundang KONI Kabupaten Mojokerto usai meriah emas di Asian Para Games tahun 2018 lalu. [Foto : dok KONI Kabupaten Mojokerto]
Mojokerto, Lenteramojokerto.com – Indonesia berhasil menoreh sejarah baru di bidang olahraga. Kali ini, Indonesia berhasil menyabet medali emas perdana di Paralimpiade Tokyo 2020, Sabtu (4/9/2021). Medali emas tersebut dipersembahkan oleh putri terbaik Kabupaten Mojokerto yakni Khalimatus Sadiyah yang berpasangan dengan Leani Ratri Oktila di cabang olahraga badminton.

Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah sukses menggondol medali emas setelah mengalahkan pasangan Cheng Hefang/Ma Huihui dari Tiongkok. Tak tanggung-tanggung, pasangan ganda putri Indonesia ini menangkan pertandingan final badminton kelas SL3–SU5 tersebut secara telak dengan menyapu bersih 2 set sekaligus dengan skor 21-18 dan 21-12.

Khalimatus Sadiyah sendiri merupakan atlet badminton asal Kabupaten Mojokerto. Perempuan kelahiran 1999 ini, merupakan bungsu dari tiga bersaudara asal Dusun Kecubuk, Desa Banjartanggul, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto.

Putri dari Maslukah (56) ini sebelum menjalani pemusatan latihan nasional (Puslatnas) Badminton di Solo tahun 2014, bergabung dengan Perkumpulan Bulutangkis (PB) Bendo Sport di Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Meski bermain dengan menggunakan tangan kirinya alias kidal, tampil layaknya atlet normal.

PB Bendo Sport, Nur Wahib mengatakan Khalimatus sudah bergabung dengan PB Bendo Sport saat masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD).

“Bakatnya sudah terlihat sejak kecil, ia sudah latihan di termpat saya sejak kelas 4 SD,” ungkapnya dikutip Beritajatim.com, Minggu (5/9/2021).

Sekretaris Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kabupaten Mojokerto ini juga mengatakan, Khamilatus sangat sering mengikuti event, salah satunya saat mengikuti kejuaraan di Pasuruan pada tahun 2013 bakatnya dilirik Dispora Jawa Timur

“Saat kejuaraan di Pasuruan itu dilihat orang Dispora Jatim. Akhirnya, dia diambil alih Dispora Jatim tapi masih latihan di tempat saya. Dia sering ikut event-event nasional, sampai ada pemusatan latihan di Solo tahun 2014/2015,” ucapnya.

Pasca menjalani Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) di Solo, lanjut Ketua Komunitas Klub se-Jatim ini, Khamilatus sudah tidak mengikuti latihan di PB Bendo Sport. Nur bersyukur, atlet yang pernah latihan di tempatnya bisa mengukir nama Mojokerto dan Indonesia di dunia.

“Sebelum pandemi, tahun 2019 lalu Dispora Kabupaten Mojokerto juga memberikan apresiasi. Namun di KONI kan tidak ada untuk atlet difabel, pemusatan latihan ada di Solo. Saya bersyukur, PB Bendo Sport bisa menciptakan atlet berprestasi,” ujarnya.

Nur menambahkan, hingga saat ini ia mencari atlet yang berbakat di setiap sekolah untuk menciptakan atlet berprestasi Kabupaten Mojokerto. Saat ini ia menyiapkan atletnya di Prapov Jatim di Jember pada 2022 mendatang. Dengan target emas di tunggal dan ganda. (diy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *