
Mojokerto, Lenteramojokerto.com – Mural yang bertuliskan “Kritik Dilarang” di simpang empat Jalan RA Basoeni, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto kini telah dihapus oleh aparat pemerintah Desa Sooko bersama TNI Babinsa desa setempat. Setalah gambar mural ditindas dengan cat putih, kini muncul tulisan seperti promosi menggunakan cat semprot berbunyi: “Cat Gratis Hub: Babinsa”.
“Pagi kemarin (Rabu, 1 September) baru kita ketahui dan belum tahu siapa yang membuat,” kata Kepala Desa Sooko Heppi Iswahyudi, Kamis, 2 September 2021.
Heppi mengatakan, penghapusan coretan di dinding di perempatan jalan sooko tersebut pada Selasa, 31 September 2021. tersebut karena dinilai bernada provokatif. Dan atas sindiran tersebut pemerintah desa bersama TNI dan Polri sepakat tidak akan menghapus atau menanggapinya kembali dan tetap melakukan patroli di malam hari utamanya di lokasi tersebut.
“Kita biarkan dan tidak kita hapus,” ucapnya.
“Sampai sekarang kita masih belum mengetahui siapa yang membuat tulisan itu, soalnya kalau bikin tulisan selalu malam hari,” katanya.
Sebelumnya, sebuah gambar mural berisi tulisan sindiran atau kritik diduga ditujukan pada pemerintah dan elit politik tertentu muncul di sebuah tembok di simpang empat Jalan RA Basoeni, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Namun kemudian gambar mural tersebut dihapus dengan ditumupuk atau ditindas cat warna putih.
Mural dengan warna hitam putih dan bergaya abstrak tersebut bergambar orang dengan pakaian seragam seperti seragam resmi pejabat pemerintah lengkap dengan topi bergambar lambang burung garuda, pangkat di pundak, dan lencana di saku.
Terlihat di sekeliling gambar berbentuk bidang lingkaran itu tertulis pesan singkat, “Pikiran Gersang Kritik Dilarang”. Bahkan, di bagian wajahnya sengaja dikaburkan dan digambarkan seperti karakter Joker dalam film Batman dengan mata berbentuk silang dan senyum bibir yang panjang.
Foto mural ini sempat diunggah ke akun Instagram @updatemojokerto dan ramai mendapat tanggapan positif maupun negatif dari netizen. Belum diketahui motif pembuatan mural tersebut apakah murni ekspresi seni dan kritik pada pemerintah saat ini atau bagian dari propaganda politik menjelang Pemilu 2024. ( Diy)