Kisah Pilu Ibu yang Diduga Korban KDRT di Jetis Sebelum Meninggal

Kdrt, KDRT Mojokerto, Penagniayaan, Mojokerto

Lenteramojokerto.com, Mojokerto – Nasib pilu dialami Sulangsih (43) warga Desa Ngabar, Kecamatan Jetis, Mojokorto. Ibu lima anak ini diduga jadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) sejak pertengahan bulan April 2022. Sulangsih meninggal dengan meninggalkan tanda bekas luka di tubuhnya pada, Rabu (22/6/2022) malam.

Anak korban bernama Fajar membenarkan jika ibunya mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan ayah tirinya. Penganiayaan tersebut sudah terjadi sejak pasutri ini belum menikah.
“Sering dipukul dan ditendang,” ujarnya kepada wartawan pada, Kamis (23/6/2022).

Sementara itu, anggota lembaga swadaya masyarakat kecamatan jetis Titoyo mengatakan jika dirinya mendapat laporan dari masyarakat adanya indikasi penganiayaan atas kematian korban. Setelah mendapatkan informasi tersebut, Titoyo menggali informasi dengan mendekati korban yang membenarkan adanya dugaan penganiayaan tersebut.

“Tadi saya mau takziah ke korban, saat itu saya dapat informasi dari warga adanya dugaan penganiayaan. Setelah saya dekati keluarga korban mereka mengakui hal tersebut (penganiayaan),” ucap Titoyo kepada wartawan pada, Kamis (23/6/2022).

Kecurigaan keluarga muncul saat korban yang saat itu sakit, dibawa SB ke paguyuban di Jabon untuk berobat. Namun saat dirawat ini, keluarga korban dilarang menjenguk sehingga memunculkan kecurigaan dari anak korban.

“Penganiayaan ini terjadi di pertengahan bulan puasa. Saat dirawat di Paguyuban Jabon ini keluarga korban dilarang menjenguk. Anehnya disitu,” ucap Titoyo.

Setelah 18 hari dirawat, salah satu anak korban berinisiatif untuk mengambil paksa Ibunya dan dirawat ke RSUD Nganjuk.

“3 hari setelah dirawat korba meninggal,” paparnya.

Dari penjelasan Titoyo, korban berulangkali mendapatkan penganiayaan dari Suaminya. Bentuk penganiayaan diantaranya penendangan hingga pemukulan.

“Bahkan suami sempat akan menculek mata korban dengan garbu,” jelas Titoyo.

Titoyo mengaku, dalam tubuh jenazah terdapat bekas luka dibagian dada, perut dan punggung yang diduga bekas penganiayaan. (Diy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *