ADVERTISEMENT

Mantan Kadis PUPR Kabupaten Mojokerto Dijebloskan KPK ke Lapas Kelas 1

Mantan Kadis PUPR, Korupsi, MKP,
Foto Zaenal Abidin, Mantan Kadis PUPR Kabupaten Mojokerto

 

Mantan Kadis PUPR, Korupsi, MKP,
Zaenal Abidin, Mantan Kadis PUPR Kabupaten Mojokerto

Mojokerto, lenteramojokerto.com Mantan Kadis PUPR (Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Kabupaten Mojokerto, akhirnya dijebloskan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke Lapas Kelas I Surabaya.

Eksekusi yang dilakukan KPK tersebut karena Zaenal Abidin terbukti melakukan gratifikasi bersama mantan Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa (MKP).

Jaksa Eksekusi Dody Sukmono, Kamis (12/8) telah selesai melaksanakan putusan MA Nomor: 1544 K/Pid.Sus/2021 tanggal 3 Juni 2021 jo putusan Pengadilan Tipikor pada PT Surabaya Nomor: 39 /Pid.Sus-TPK/2020/PT Sby tanggal 7 Desember 2020 jo Putusan Pengadilan Tipikor pada PN Surabaya Nomor: 39/Pid.Sus/TPK/2020/PN.Sby tanggal 1 Oktober 2020 atas nama terpidana Zaenal Abidin, mantan kadis PUPR.
“Tersangka menjalani pidana penjara selama 5 tahun di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Surabaya,” ujar KPK Ali Fikri selaku Plt Juru Bicara, Jumat (13/8).

Zaenal diwajibkan membayar uang pengganti sebesar Rp1.270.000.000 paling lama dalam 1 bulan sesudah putusan tersebut berkekuatan hukum tetap. Dan juga membayar denda sebesar Rp250 juta dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 6 bulan.

“Jika tidak membayar maka harta bendanya disita dan dilelang oleh jaksa untuk menutupi uang pengganti tersebut. Dengan ketentuan apabila terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi maka dipidana dengan pidana penjara selama 3 tahun,” ucap Ali.

Pada tingkat pertama, Majelis Hakim pada Pengadilan Tipikor Surabaya menjatuhkan pidana penjara terhadap Zaenal selama 4 tahun dan denda Rp200 juta subsider 1 bulan kurungan.

Diketahui, Zaenal bersama Mustofa telah ditetapkan sebagai tersangka terkait dengan penerimaan gratifikasi pada 30 April 2018. Keduanya diduga secara bersama-sama menerima gratifikasi yang berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.

Mustofa bersama-sama Zaenal diduga menerima fee dari proyek-proyek di lingkungan Pemkab Mojokerto termasuk proyek pembangunan jalan di tahun 2015 dan proyek lainnya. Dugaan penerimaan gratifikasi setidak-tidaknya Rp3,7 miliar.

Mustofa dan Zaenal disangkakan melanggar Pasal 12 B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

Pasal 12 B mengatur mengenai setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ancaman pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp200 juta dan paling banyak Rp1 miliar.(Diy)

 

Bagikan :

Berita Terkait

Menarik_ Lainnya

Berita Lainnya

Lentera Sastra