Lenteramojokerto.com, Sejarah – Hari lahir pancasila di peringati pada tanggal 1 Juni yang sangat terikat dengan salah satu nama pendiri dan presiden pertama Indonesia yaitu Ir.Soekarno, Soekarno lahir pada tanggal 6 juni 1901 di Lawang Seketeng Surabaya dengan nama Koesno Sosrodihardjo. Beliau datang ke Mojokerto pada kisaran tahun 1907 tinggal di sebuah kontrakan sederhana yang terletak di Jl. Gajah Mada Kota Mojokerto dengan posisi rumah dekat dengan kali jagalan.
Pada saat itu sanitasi di dekat kediaman Soekarno sangat buruk lalu mengakibatkan Soekarno yang kala itu bernama Koesno yang berumur sepuluh tahun terserang penyakit mungkin kolera atau typus, pada saat itu jumlah korban yang terkena penyakit di Mojokerto sampai 900 orang. Setelah Koesno sembuh orang tuanya berpikir untuk mengganti namanya agar tidak sakit sakitan lagi, Soekarno diambil dari tokoh wayang “Adipati Karna” yang artinya mempunyai keteguhan sikap dan keberanian.
Di Mojokerto Soekarno masuk ke sekolah dasar Inlandsche School yang sekarang dikenal dengan nama SD Purwotengah, Soekarno di sekolahkan di sekolah tersebut karena ayahnya R. Soekemi mengajar di sekolah tersebut dan beliau ingin anaknya mendapat sekolah yang baik agar kelak dapat merubah nasibnya, oleh karena itu Soekarno dipindahkan dari sekolah pribumi ke sekolah Belanda di Mojokerto.
Sekolah khusus bagi anak-anak Eropa dan golongan priyayi bernama Europesche Legere School (ELS) yang sekarang dikenal dengan SMP Negeri 2 Mojokerto, R. Soekemi bersusah payah meminta tolong kepada temannya sampai kepada kenalannya yang menjadi kepala sekolah dan berkebangsaan Belanda. Beliau tau bahwa Soekarno adalah anak yang cerdas maka dari itu beliau mau untuk membantu R. Soekemi untuk memasukkan Soekarno ke ELS.
Memperkenalkan tokoh besar Ir.Soekarno yang pernah singgah di Mojokerto saat ini sedang diupayahkan oleh pemerintah Kota Mojokerto agar masyarakat tahu bahwa Kota Mojokerto pernah menjadi tempat pendidikan Ir.Soekarno “Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto melaksanakan kegiatan di pemerintahan yang pertama sudah menetapkan cagar budaya SD Purwotengah dan SMP Negeri 2, setiap OPD yang koordinasi ke Jakarta selalu membawa buku yang di tulis oleh Ayuhanafiq Soekarno di Mojokerto untuk mengupayakan atau memperkenalkan cagar budaya dan tempat singgahnya Ir.Soekarno di Mojokerto” jawab Joko Ketua Bidang Kebudayaan saat ditanya tentang bagaimana cara pemerintah untuk menyebar luaskan bahwa Mojokerto adalah tempat singgah dan tempat belajar Ir.Soekarno.
Minimnya pengetahuan tentang singgahnya Ir.Soekarno di Mojokerto membuat pemerintah Kota Mojokerto bersinergi untuk memperkenalkan pada khalayak luas, agar Mojokerto tidak hanya dikenal dengan jejak peninggalan Mojopahit tapi juga cagar budaya bangunan Belanda dan cerita persinggahan Ir.Soekarno pada masa itu.
“Sebuah sekolah akan unggul ketika anak di didik dengan pendidik yang terdidik dan salah satu yang menjadi motivasi adalah ketika sekolah itu pernah menjadi tempat belajar orang hebat” kata Ayuhanafiq penulis buku Soekarno di Mojokerto dalam acara Sarahsehan Budaya Bulan Bung Karno yang di laksanakan di SMP Negeri 2 sore tadi tanggal 1 juni 2022.
Sumber : Buku Soekarno di Mojokerto Karya Ayuhanafiq (Budayawan)
Artikel ini ditulis oleh :
