Lenteramojokerto.com, Mojokerto – Trailer film Parabocil di youtube NU Channel sempat gemparkan jagad maya. Trailer yang dirilis sejak tanggal 23 Maret 2022 tersebut sekarang sudah mencapai 88 ribu penonton lebih dengan jumlah 313 komentar.
Film yang bakal dirilis perdana pada tanggal 30 Maret di channel YouTube NU channel tersebut meceritakan tentang sekelompok anak muda yang berjuang mati-matian dalam menghalau radikalisme, ekstrimisme dan intoleransi. Salah satu pemerannya adalah Mahasiswa Mojokerto.
“Radikalisme, terorisme dan ekstrimisme harus segera dibersihkan dari bumi pertiwi, demikian hal nya liberalisme juga harus segera dibersihkan dengan kualitas bangsa yang lebih baik,” tutur mantan ketua umum PBNU Prof.Dr.Kh Said Aqil Siroj, seperti yang dilihat Lenterainspiratif.id dalam trailer film tersebut, Senin (28/03/2022).
Lebih lanjut Kyai Said menjelaskan, bahwa di era keterbukaan teknologi seperti sekarang ini fakta sanggat mudah sekali dijungkir balikkan.
“Saat ini kita sedang menghadapi lima perang besar,” sambung Kyai Said.

Sementara itu, menurut salah satu pemeran film tersebut Dicky Rahmawan (20), bahwa adanya film Parabocil ini merupakan respon dari maraknya gerakan islam radikal yang berpotensi memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Mereka yang menganut faham radikal akhir-akhir ini kerab bergerak mengatasnamakan agama, mudah mengharam-haramkan sesuatu, bahkan menyebar propaganda anti Pemerintah yang bisa mengancam keutuhan NKRI, dengan adanya film ini, semoga generasi yang akan datang lebih teredukasi dan terhindar dari radikalisme,” terang mahasiswa semester 4 tersebut.
Mahasiswa Universitas Islam Majapahit (UNIM) Mojokerto Jurusan Sastra Indonesia tersebut menerangkan, jika film ini menggambarkan banyak hal. Mulai dari radikalisme, teknologi, budaya hingga religiusitas.
“Selain sebagai kritik berperilaku dalam beragama, film ini juga lekat sekali dengan budaya Indonesia, salah satu yang paling menonjol adalah kostum motif batik yang dikenakan sebagian para pemain dalam film tersebut. Di film ini ada juga nama desa ‘Nusantara’,” terangnya.
Lebih jauh mahasiswa yang juga merupakan kader PMII Mojokerto ini mengaku bangga karena telah lolos seleksi dan bisa berpartisipasi penuh dalam film yang berkualitas garapan NU Chanel tersebut.
“Saya bersyukur bisa ambil bagian dalam film ini, dulu awalnya saya ikut seleksi sewaktu masih di pondok dan alhamdulillah lolos. Semoga film ini kedepan bisa bermanfaat dan mengedukasi banyak pihak mulai dari anak-anak, mahasiswa hingga masyarakat Luas,” pungkas Dicky. (Diy)