ADVERTISEMENT

Kisah Pemberontakan Kerajaan Kediri Terhadap Majapahit

 

Lenteramojokerto.com, Sejarah – Dyah Ranawijaya atau disebut Girindrawardhana Dyah Ranawijaya atau disebut juga Brawijaya V adalah raja terakhir Majapahit yang memerintah tahun 1474—1498, dengan ibu kota di Daha.

Sebelum menjabat sebagai raja terakhir Majapahit, Girindrawardhana merupakan raja di kerajaan Kediri yang gencar melakukan pemberontakan terhadap raja Majapahit, Prabu Brawijaya V, meskipun Kerajaan Kediri berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.

Pemberontakan yang dilakukan Girindrawardhana diawali dengan tak mau sowan kepada Prabu Brawijaya V di kutharaja Majapahit, Trowulan. Sowan sendiri diartikan sebagai menghadap kepada Sang Baginda Raja.

Setelah itu, Girindrawardhana mulai tak mau mengirimkan upeti berupa hasil pertanian yang terbaik serta mas picis raja brana ke Majapahit. Tekatnya untuk melakukan pemberontakan semakin ia tunjukkan dengan rencana penyerangan terhadap kerajaan Majapahit.

Prabu Girindrawardhana mulai perekrutan prajurit besar-besaran dan mengadakan latihan perang secara maraton. Tentu, dalam hal ini Raja Kediri tersebut melaksanakannya secara sembunyi-sembunyi agar tak tercium prajurit Majapahit.

Dalam sejarah dituliskan, pemberontakan yang dilakukan Kerajaan Kediri terhadap Kerajaan Majapahit telah terjadi sejak Kerajaan Kediri dipimpin oleh Prabu Jayakatwang.

Ketidak cocokan antara Prabu Jayakatwang dengan Raden Wijaya yang notabenenya keturunan Raja Ken Arok menjadi salah satu pemicu adanya pemberontakan.

Namun pada saat itu pemberontakan berhasil digagalkan, dengan akal kecerdikannya Raden Wijaya menggagalkan aksi tersebut dengan cara nabok nyilih tangan.

Dimana Raden Wijaya mengarahkan pasukan Tiongkok yang sebenarnya hendak menyerang Prabu Kertanegara Raja Singasari, beralih menyerang Prabu Jayakatwang Raja Kediri. (Tim)

Bagikan :

Berita Terkait

Menarik_ Lainnya

Berita Lainnya

Lentera Sastra