KOTA MOJOKERTO, Lenteramojokerto.com – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tak henti-hentinya menyoroti kinerja Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari. Terbaru, organisasi mahasiswa dengan logo yang didominasi warna hijau dan hitam ini tengah menyoroti isu ‘ Walikota Bayangan’ yang diduga turut mewarnai kebijakan Ning Ita.
Ketua Umum HMI Cabang Mojokerto, Elang Teja Kusuma mengatakan bahwa yang ia maksud dengan dugaan Walikota Bayangan ini merujuk pada sosok Supriyadi Karima Syaiful yang merupakan suami dari Neng Ita. Isu adanya ‘Walikota Nol Koma Satu’ (Red : Walikota Bayangan) tengah berkembang di kalangan Eksekutif dan Legislatif
“Jadi kalimat ‘Walikota Nol Koma Satu’ itu merujuk ke suami Ning Ita mas,” ucapnya kepada Lenteramojokerto.com saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Jumat (7/1/2021).
Menurut Teja, sosok Walikota Bayangan ini diduga kerap mewarnai kebijakan perempuan nomor satu di Kota Mojokerto. Hal ini memicu adanya multikoordinasi dalam tubuh birokrasi Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto.
“Akhirnya Kepala OPD bingung kemana mereka harus berkiblat. Ini menjadi problematika ketika Neng Ita maupun OPD yang ingin cepat diduga malah terhambat oleh walikota nol koma satu,” paparnya.
“Hadirnya sosok yang diduga Nol Koma Satu inilah yang kerap membuat ASN di Kota resah dan ogah-ogahan menjalankan perintah Wali Kota yang sesungguhnya yakni Ning Ita,” pungkasnya.
Sebelumnya, Teja menyampaikan tiga poin kritikan yang mengarah pada kebijakan yang dibuat Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari selama tiga tahun memimpin.