Mojokerto, Lenteramojokerto.com – Pupuk bersubsidi memang menjadi barang langka bagi petani di Mojokerto. Akibatnya, beberapa petani terpaksa memakai pupuk non subsidi dengan harga jauh lebih mahal.
Kelangkaan pupuk ini juga menjadi sorotan dari pihak DPRD Mojokerto. Selain karena penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK), Dewan juga mencurigai adanya permainan di Kios Pertanian.
“Dulu waktu dewan sidak ada temuan di salah satu gudang stok pupuk subsidi masih banyak, ada indikasi ditimbun,” kata Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Mojokerto, Abdul Hakim kepada lenteramojokerto.com, Kamis (2/12/2021).

Namun, Hakim mengaku masih belum bisa menunjukan lokasi kios yang diduga menimbun. Oleh karenanya, Hakim menghimbau agar melaporkan jika menemukan kios yang melakukan penimbunan.
“Saya sampaikan kalau ada kios yg main-main, tolong dilaporkan ke dewan. biar masyarakat yang harusnya dapat pupuk subsidi, bisa menikmati haknya,” ujar Hakim.
Disinggung terkait Sidak ke kios pupuk bersubsidi, Politisi dari fraksi PKB ini masih belum bisa memastikan.
“Kita akan koordinasikan dengan ketua komisi terlebih dahulu,” pungkasnya.
Sebelumnya, Abdul Hakim juga menilai penyusunan alokasi pupuk melalui sistem Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (e-RDKK) yang dilakukan Dinas Pertanian tidak optimal menjadi biang kelangkaan Pupuk.
“Harus ditingkatkan (penyusunan e-RDKK) karena masih banyak petani dan poktan (kelompok tani) yang masih belum merasakan (pupuk bersubsidi),” kata Hakim saat diwawancarai lenteramojokerto.com, Selasa (30/11/2021).