Mojokerto, Lenteramojokerto.com – Banjir Bandang yang melanda Kota Batu sepekan lampau masih menyimpan duka. Tingginya intensitas hujan ditambah rusaknya lingkungan di daerah hulu diduga menjadi biang bencana tersebut. Hal ini membuat Paguyuban Srikandi Peduli Lingkungan Majapahit (PSPLM) mewanti-wanti pemerintah agar memperhatikan pegunungan Mojokerto yang rusak.
Ketua PSPLM, Suwarti mengatakan, bahwa kerusakan lingkungan di wilayah pegunungan Mojokerto memang menjadi persoalan yang tak kunjung terselesaikan.
“Lingkungan di pegunungan Mojokerto sudah rusak karena banyaknya aktivitas galian C baik itu legal maupun ilegal dan juga penebangan liar,” ucap Suwarti saat dikonfirmasi Lenteramojokerto.com melalui whatsapp, Kamis (11/11/2021).
Lebih lanjut, banyaknya pertambangan galian c semakin membuat hutan menjadi gundul dan lahan hijau di Kabupaten Mojokerto semakin terkikis.

“Kerusakan lingkungan ini disebabkan alih fungsi hutan karena pengembangan pembangunan dikawasan bukit dengan cara meng-exploitasi habis habisan,” tegasnya.
Berkaca banjir bandang yang terjadi di Kota Batu, PSPLM meminta Pemerintah segera melakukan tindakan atas kerusakan lingkungan di wilayah pegunungan.
“Kota Batu merupakan wilayah pegunungan, sama seperti kecamatan Pacet, Gondang, dan Jatirejo. Harusnya banjir bandang di Batu bisa dijadikan pembelajaran agar Pemkab segera melakukan tindakan tegas,” paparnya.
Suwarti juga meresahkan intensitas hujan yang tinggi. Menurutnya, hal ini bisa membuat wilayah pegunungan terancam bencana.